Jenis Pamor Berdasarkan Pembuatan; 'Kawruh' Pamor Keris (bagian 2)
Dilihat dari cara pembuatannya, pada prinsipnya hanya ada dua cara pembuatan Pamor yang baik yaitu Pamor Mlumah dan Pamor Miring.
Akan tetapi dengan berkembangnya pengetahuan tentang penempaan, akhirnya berkembang pula dalam pembuatan Pamor. Berikut adalah uraian jenis Pamor berdasarkan pembuatan nya:
1. PAMOR MIRING;
adalah pamor yang lapisan-lapisan saton-nya (besi-pamor-besi-pamor, dst.) melintang atau tegak lurus dengan permukaan bilah keris pusaka.
Kata ‘miring’ pada istilah pamor miring bukan berarti condong sebagaimana kalau menyebut tiang bambu miring, melainkan miring dalam artian orang tidur miring, bukan terlentang (mlumah Jw.)
Ragam pola pamor yang bisa dibuat dengan teknik pamor miring antara lain adalah: pamor Adeg, Blarak Ngirid, Ron Genduru, Ujung Gunung, dan Raja Abala Raja.
2. PAMOR MLUMAH
adalah pamor yang lapisan-lapisan satonnya (besi-pamor-besi-pamor, dst.) men-datar atau sejajar dengan permukaan bilah keris atau tosan aji lainnya.
Jadi, pamor mlumah adalah penamaan salah satu teknik penempaan pada pembuatan pamor.
Ragam pola gambaran pamor yang dapat dihasilkan dengan cara penempaan pamor mlumah di antaranya adalah: pamor Wos Wutah, Ngulit Semangka, Udan Mas, Uler Lulut, dan Sumsum Buron.
3. PAMOR PUNTIRAN
Pamor ini bisa digolongkan sebagai pamor miring. Teknik pembuatan pamor puntiran hampir sama dengan pamor miring. Bedanya, sebelum disatukan dengan Baja inti keris, saton-nya di-puntir (dipilin) dahulu.
Dengan teknik ini, pamor yang bisa dihasilkan dengan teknik ini antara lain: Pamor Lawe Setukel, Tunggal Kukus, dan Buntel Mayat.
4. PAMOR LULUHAN
adalah jenis pamor yang terjadi karena dalam proses pemanasan sewaktu pe-nempaan saton keris suhunya terlalu tinggi.
Bahan besi dan bahan pamor terlalu menyatu erat, tidak sekedar menempel berhimpitan, sehingga batas antara besi dan pamor sukar terlihat dengan mata telanjang.
5. PAMOR REKAN
Biasanya, perencanaan pola pamor ini her-dasarkan atas pesanan calon pemilik keris, dan si empu tinggal merekayasa teknik pembuatannya. Contoh pamor rekan (asal kata reka-direka) atau pamor anukarta, antara lain: Pamor Udan Mas, Blarak Ngirid, Ri Wader, Naga Rangsang, Kupu Tarung, Ron Genduru, Lar Gangsir, dan Ujung Gunung.
6. PAMOR TIBAN
Biasanya, si empu hanya bekerja dengan teknik dasar pembuatan pamor tanpa merekayasa bentuk pamor yang sedang dibuat, sambil terus berdoa. Bagaimanapun bentuk gambaran pamor yang akan terjadi kemudian dianggap sebagai anugerah Tuhan.
Itulah sebabnya, pamor tiban jika ditinjau secara teknis selalu adalah pamor mlumah. Contoh pamor tiban di antaranya adalah pamor Pao Tirta, Pedaringan Kebak, Wos Wutah, Ngulit Semangka, Tunggak Semi.
Dan, jenis-jenis pola pamor tiban yang dianggap baik dan langka adalah pamor Raja Gundala, Nur, Ratu Pinayungan, Slamet, dan Kendit Gumantung.
7. PAMOR AKHODIYAT
Kadang disebut juga sebagai pamor Akordiyat, Kodiyat, atau Akadiyat, adalah bagian dari kelompok pamor yang lebih terang cemerlang dari bagian pamor lainnya di sisi bilah itu.
Wujudnya seperti lelehan dari tepi bentuk pamor, dengan warna putih keperakan yang lebih terang berkilap dibanding tampilan warna pamor keseluruhannya.
Ada yang menganggap pamor Akhodiyat sebagai pamor titipan atau "sifat" dari pamor itu. Anggapan itu salah.
Menurut Empu Fausan Pusposukadgo, pamor Akhodiyat terjadi karena proses penempaan pamor dilakukan pada suhu yang tepat, yang berbeda-beda untuk setiap bahannya. Jadi memang sulit diduga, berapa suhu yang tepat itu, sehingga banyak yang sepakat bahwa pamor ini dikatagorikan sebagai pamor tiban, karena tidak bisa direncanakan. Karenanya juga, pamor ini bukan dibuat dari bahan perak, atau karena banyaknya kandungan logam perak pada bahan besi atau pamor.
Bentuk motif gambarannya sendiri adalah sebagian dari gambaran pamor pada bilah. Jika bentuknya sama sekali berbeda dengan gambaran pamor di permukaan bilah, atau terlihat jelas "berdiri sendiri", mungkin bisa dikatakan sebagai pamor titipan atau susulan.
Pamor Akhodiyat juga bisa terjadi di kedua sisi bilah, atau hanya di satu sisi saja, juga bisa terjadi di gonjo atau pesi.
Pamor ini banyak disukai orang. Di Madura dan Jawa Timur, pamor seperti ini biasa disebut pamor "dheling", yang kalau tersebar di permukaan bilah disebut "dheling setong", dan dianggap memiliki tuah baik.
Pamor dheling yang dianggap terbaik jika ada di pucuk bilah, yang disebut "dheling pucuk", dan/ atau di bagian pesi, yang disebut "dheling pesi/ peksi".
8. PAMOR MUNGGUL
adalah pamor yang bentuknya seperti bisul, menonjol dari permukaan bilah keris atau tombak. Ukurannya kira-kira sebesar biji kacang hijau atau sedikit lebih besar. Pamor Munggul ini keras sekali. Dikikir dengan kikir baja biasa tidak dapat hilang, karena besar kemungkinan terjadi karena adanya kandungan titanium dalam kadar yang tinggi pada benjolan tersebut.
Pamor Munggul tergolong pamor yang dianggap baik, langka dan sukar didapatkan.
Selain pada keris buatan Jawa, pamor munggul sering kali juga ditemui pada badik-badik dan keris buatan Bugis dan Luwu. Orang Bugis menyebutnya dengan istilah pamor tumbuh, atau pamor hidup, karena jika diperhatikan benar, pamor munggul itu memang tampak semakin besar dari tahun ke tahun.
Banyak pecinta keris yakin, jika sebilah keris ada pamor munggul-nya, tentu keris itu dibuat dengan bahan pamor dari bongkahan batu bintang atau batu meteor bermutu tinggi, karena besar kandungan titaniumnya.
Pamor munggul yang terletak di bagian gandik atau kembang kacang, tidak lagi disebut pamor munggul, melainkan memiliki nama sendiri.
Jika pamor munggul itu hanya sebuah, disebut pamor Simbang Patawe. Sedangkan, jika ada dua buah, disebut Simbang Kurung, dan jika ada tiga buah disebut Simbang Raja.
9. PAMOR TITIPAN
merupakan perlambang atau tuah tertentu dan pamor ini jarang berdiri sendiri. Umumnya tergabung dengan pamor lain yang lebih dominan, antara lain Beras Wutah, Pulo Tirto atau Pendaringan Kebak.
Pamor ini ada yang merupakan pamor tiban, tidak sengaja dibuat seperti Pamor Rahala, Dikiling, Inkal, Putri Kinurung, Gedong Mingkem, Jung Isi Dunya, Telaga Membleng dll.
Pamor titipan yang merupakan pamor rekan antara lain yang terkenal adalah Kuto Mesir, Kul Buntet, Udan Mas, Watu Lapak dll.
Pamor Titipan yang merupakan pamor tiban dibuat bersama dengan pamor lainnya sedangkan yang rekan biasanya dibuat setelah pamor dominan jadi, merupakan pamor yang disusulkan.
------------------------------------------
Ditulis ulang dan disadur
Oleh: Bhre Polo
Sumber:
Komentar
Posting Komentar