Pamor Bungkalan

Deskripsi;
Pamor Bungkalan, ada juga yang menyebutnya dengan pamor Belah Pucuk, Merupakan penamaan bentuk pamor yang menempati bagian dekat ujung bilah keris, tombak, atau pedang. Yang jelas, bagian dekat ujung bilahnya membentuk cabang dua seperti lidah ular.
Pamor ini merupakan jenis pamor rekaan karena telah direncanakan sebelumnya oleh sang Mpu.
Makna;
Secara bahasa, kata 'Bungkalan' dalam bahasa Jawa berarti 'Bingkisan'. Sedangkan arti kata Bingkisan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah barang pemberian sebagai tanda bakti, hormat dan sebagainya. Arti lainnya dari bingkisan adalah hadiah. 
Dalam upaya menggali pemikiran Sang Mpu dalam proses awal penamaan pamor Bungkalan ini, penulis berusaha meraba korelasi antara gambaran pamor dengan kata Bungkalan, Karena menurut pemikiran penulis hal ini sangat unik, bentuk gambaran pamor yang terpisah atau bercabang dibagian ujung bilah, dengan pengertian dari Bungkalan itu sendiri, tidak ada keterkaitan sama sekali.
'Bercabang', secara umum cenderung dimaknai dengan konotasi yang negatif. Seperti pemikiran yang 'bercabang', yang berarti tidak fokus, sehingga bisa berakibat negatif terhadap suatu hal. Misalnya saja dalam kerjaan Membangun rumah, satu sisi kita dituntut menyelesaikan bangunan rumah, sisi yang lain, kita harus menyelesaikan perijinan yang sudah diatur oleh pemerintah, satu sisi yang lain, mengatur pekerjanya agar bangunan sesuai keinginan kita. Untuk menyelesaikan 'seabrek' kendala tersebut dibutuhkan banyak pengetahuan dibidang manajemen, mulai manakemen relasi, manajemen kepemimpinan, dan banyak lagi. Setelah itu dibutuhkan kesabaran dan pertolongan dari Tuhan. Dari sini, penulis melihat korelasi antara penamaan dengan bentuk Pamor.
Sang Mpu memiliki doa dan harapan yang disisipkan dalam Pamor Bungkalan ini kepada nantinya yang memiliki Keris, yaitu agar selalu diberikan kemudahan dan jalan dalam setiap kendala yang dihadapi. Dalam prosesnya untuk menyelesaikan segala permasalahan tentu tidak lah mudah, dibutuhkan kesabaran waktu ('sabar ing wayah'), karena pada akhirnya, apapun masalah nya, akan selesai juga, dan disaat itu, kita serasa mendapat kan hadiah (Bungkalan) dari seseorang.



---------------------------------------
Ditulis dan disadur
Oleh: Bhre Polo
Sumber:

Komentar

Postingan Populer