Pamor Jarot Asem

Deskripsi;
Pamor Jarot Asem Ini termasuk pamor sangat langka, walau tampaknya sangat sederhana tetapi pembuatannya sangat sulit. Bahkan beberapa Mpu kamardikan mengakui, dari semua pamor yang ada, hanya pamor ini yang paling sulit.
Sepintas seperti jalinan serabut kasar, saling menyilang arahnya tetapi tidak ada kesan tumpang tindih. 
Pamor ini tergolong pamor rekan, karena telah direncanakan sebelumnya oleh sang Mpu.
Makna;
Secara etimologi, kata 'Jarot' berasal dari Jawa, yang berarti berotot, kuat. 
Sedangkan kata 'Asem' merujuk pada tanaman Asem. Asem atau merujuk pada Asam Jawa (Tamarindus indica), aslinya berasal dari benua Afrika. Orang-orang India mengembangkannya karena dianggap penuh manfaat. Nama asam Jawa sendiri merupakan sebutan dari orang-orang Melayu karena buah asam ini banyak digunakan sebagai bumbu masakan Jawa. Asam Jawa (Tamarindus indica) adalah pohon berperawakan besar yang selalu hijau. Buahnya rasanya asam dan sering digunakan sebagai bumbu masakan atau minuman. 
Jadi bisa diartikan bahwa secara harfiah, makna 'Jarot Asem' adalah tanaman asam yang kuat.
Secara pemaknaan filosofi Jawa, Kata asem berasal dari kata nengsem (nengsemake) yang berarti menyenangkan. Daun pohon asem dalam Bahasa Jawa disebut dengan sinom. Sinom atau enom dapat berarti juga muda. Karena itu pohon Asam Jawa bagi masyarakat Jawa melambangkan masa muda (yang menyenangkan).
Jadi secara filosofi, pamor 'Jarot Asem' ini melambangkan anak muda yang kuat, dinamis serta berwawasan luas. Seorang pemuda pantang untuk menyerah dalam menghadapi segala rintangan kehidupan, oleh sebab itu harus menempa dirinya dengan pengetahuan.
Dalam menggali pemikiran sang Mpu dalam proses penciptaan awal nama Pamor 'Jarot Asem', sang Mpu seperti nya menitipkan pesan kepada pemegang keris berpamor ini untuk selalu mengobarkan semangat pemuda yang kuat, dinamis dan berwawasan luas.



----------------------------------
Ditulis dan disadur
Oleh: Bhre Polo
Sumber:

Komentar

Postingan Populer