Pamor Kol Buntet
Deskripsi;
gb hanya visual |
Namun kadang-kadang ada juga yang di tengah bilah (sangat jarang).
Pamor ini mirip pamor Batu Lapak, bedanya, dipusaran hanya terdapat satu dan alurnya melingkar. Secara keseluruhan lebih bulat dibandingkan pamor Batu Lapak.
Kol Buntet merupakan pamor titipan, yang dibuat setelah keris mendekati penyelesaian. Jadi pamor itu disusulkan kemudian, tidak bersamaan pembuatannya dengan pamor Iainnya.
Pamor Kol Buntet bukan tergolong pamor pemilih, sehingga siapa saja bisa cocok untuk memiliki nya.
Pengertian secara bahasa, Pamor Kol Buntet berasal dari 2 kata, yaitu 'Kol' dan 'Buntet'.
'Kol' merujuk pada Keong sawah (Pila ampullacea) adalah sejenis siput air yang mudah dijumpai di perairan tawar Asia tropis, seperti di sawah, aliran parit, serta danau.
Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai Keong gondang, siput sawah, siput air, atau tutut. Bentuk keong sawah agak menyerupai siput murbai, masih berkerabat, tetapi keong sawah memiliki warna cangkang hijau pekat sampai hitam.
Cangkang atau 'rumah' ini hanya dimiliki Oleh beberapa hewan yang berjenis ini, jelas hal itu yang membedakan dengan hewan atau makluk hidup lainnya. Boleh jadi yang mirip seperti itu, Seperti kura-kura, penyu dan sejenisnya.
Dengan demikian, bila hewan-hewan lain hidup dalam keadaan telanjang atau tanpa “rumah”, tetapi keong, kol atau bekicot alias kingking serta kura-kura dan penyu tidak telanjang karena memiliki “rumah” yang menutupi auratnya.
'Rumah’ yang dimiliki oleh keong emas, siput, bekicot (king-king), kol, dan sebagainya itu merupakan metafor dari dalam perjalanan ruhaniah manusia sebagai sesuatu yang boleh dikatakan sebagai ‘kaya jiwa’ atau ‘kaya hati’.
Sedangkan tentang Buntet artinya 'buntu' atau bungkam.
Sehingga bisa dipahami bahwa Bentuk Kol Buntet yang buntu/tertutup, melambangkan perlindungan atau memagari pemiliknya dari berbagai hal, yang membahayakan keselamatan pemiliknya.
-------------------------------
Ditulis dan disadur
Oleh: Bhre Polo
Sumber:
1.
Komentar
Posting Komentar